Sobat, ketahuilah bagaimana kau dapat hidup bahagia di dunia..

Akankah kebersahajaan membuat semuanya seimbang?

Bukankah kehidupan selalu melalui jembatan yang salah?

Di akhir waktumu kau kan temukan,

Sejenak dalam pikirmu, sejenak dalam hatimu..

Hadirmu kini sungguh berarti..

Di setiap masa, disetiap detak jantungmu, di setiap tarikan nafasmu..

Kau ingat dan peduli dengan itu

Tapi tak cukup kuat untuk tetap menghadirkannya disisimu..

Kau pun terlena oleh waktu..

Hingar bingar diluar, membungkam suara hatimiu untuk bicara..

Tapi kau sudah terlanjur sengsara..

Atas apa yang kau pilih dalam hidupmu..

Alur waktu terus berputar..

Menandakan dirimu untuk tau

Sebentar lagi kau akan berbaring di pembaringan..

Lalu kau mengingat kembali ke masa itu..

Kekosongan yang membuatmu tenang..

Keheningan yang menyegarkan jiwa..

Sudut bibir mu berkerut..

Ku tahu kau tak kuasa untuk menahan tangis..

Pembaringan telah menanti..

Tinggal menunggu malaikat itu merenggut nyawamu..

Ingat tentang Tuhanmu berkata..

Untuk taat dan meninggalkan dunia..

Kau malu! Ku tahu, kau malu!

Kau menbenci dirimu!

Karena kau tak pernah menghadirkan-Nya dalam sisa waktumu..

Kau terlambat!!

Kau menangis.. tersedu.. meminta belas sayang-Nya..

Mengucap kata Laailaahaillallah..

Berulang-ulang.. terus menerus..

Hingga kau lelah dan tidur selamnya..

Di pembaringan terakhirmu..

Created by: Mila ’10